Lobi Yahudi di Inggris Pada tahun 1290, secara besar-besaran, Raja Edward I Mengusir kaum Yahudi dari Inggris akibat dendam masyarakat Inggris yang berlanjut. Untuk menghindari pengusiran tersebut, sebagian warga Yahudi memilih agama Nasrani sebagai pelindung. Dalam buku "Sejarah Inggris" disebutkan bahwa keluarga Cromwell adalah satu dari sekian banyak keluarga yang mengumumkan kenasraniannya. Kelak, dari keluarga Cromwell akan lahir Oliver Cromwell yang nantinya akan memimpin revolusi menentang Raja Charles I, menciptakan undang-undang pencabutan larangan masuknya warga Yahudi ke Inggris, dan mengizinkan keluarga Yahudi yang terusir untuk kembali ke Inggris. Tahun 1830 lobi Yahudi berhasil menekan parlemen Inggris agar mengeluarkan undang-undang hak berpolitik penuh bagi warga Yahudi. Mereka pun berhasil mengangkat Benjamin Disraeli menduduki posisi di parlemen hingga ada juga wakil Yahudi yang dapat menduduki kursi perdana menteri. Klimaks pengaruh Yahudi terjadi pada masa pemerintahan Raja Edward VII yang sistem pemerintahannya didominasi warga Yahudi. Sir Anton Rothschild yang terlibat dalam skandal cinta dengan putri raja dan Arnest Kassel yang menjadikan Gold Schmid sebagai pengawal pribadinya adalah bukti pengaruh orang-orang Yahudi pada sistem pemerintahan Edward VII hingga akhirnya Schmid berhasil menjabat sebagai Kepala Staf Komando Angkatan Bersenjata Inggris yang bertanggung jawab atas keamanan Afrika. Hubungan Yahudi dengan Raja Edward VIII sudah terjalin sejak Yahudi mengetahui kebiasaan Edward VIII, yang ketika itu masih menjadi putra mahkota, terhadap wanita-wanita cantik. Ketika pada tahun 1901 dia diangkat menjadi raja, hubungannya dengan Yahudi semakin erat, sehingga banyak jabatan yang dia percayakan kepada warga Yahudi. Mereka dipercaya untuk menjadi walikota London, penguasa tanah jajahan di Hongkong, direktur jenderal pos tanah jajahan di India, penguasa tanah jajahan di Australia, walikota Capetown di Afrika Selatan, jaksa agung di Inggris, dan lain-lain. Pengaruh itu berlanjut hingga pemerintahan Raja George dan Ratu Maria melalui jabatan wakil kerajaan di India, rektor Universitas Oxford tahun 1935 (Devid Levi), inspektur pada Akademi Seni di Inggris (Darwin), dan lain-lain. Tokoh Yahudi lainnya yang menduduki jabatan vital untuk melancarkan program Zionis, diantaranya, adalah Khaem Wiseman yang kelak menjadi presiden Zionis pertama di tanah Palestina. Jasa terbesar Wiseman terhadap pemerintahan Inggris adalah keberhasilannya mempersembahkan rumusan bom ketika dia menjabat Kepala Labolatorium Angkatan Bersenjata Inggris periode 1916-1919 melalui klaim bahwa rumusan itu adalah temuannya. Hasilnya, dia meraih penghargaan berupa deklarasi Balfour yang dimanfaatkan Zionis untuk menguasai bumi Palestina.
Pada tahun 1951, Churchill, salah seorang tokoh pemerintahan Inggris yang mengatakan bahwa bangsa Arab adalah anjing yang kalau dipukul kepalanya akan mencium kaki, memperjuangkan pengangkatan Charphill menjadi Menteri Bidang Energi Nuklir. Lebih jelasnya, ketika buku ini ditulis, dalam parlemen Inggris telah terdapat 46 orang wakil Yahudi. Lewat keluarga Rothschild, Sason, dan miliuner Yahudi lainnya, mereka berhasil mendominasi sektor ekonomi yang di dalamnya termasuk penguasaan atas bank, perusahaan perdagangan, dan industri berat. Mereka pun berhasil menguasai pusat-pusat tambang di
19
negara-negara jajahan Inggris dan menguasai juga sebagian besar saham-saham Bank Central Inggris yang mencetak mata uang kertas serta saham-saham perusahaan minyak Inggris, Iran, Irak, clan Kuwait. Di Inggris pun terdapat konglomerat-konglomerat yang menjadi donatur tetap perjuangan Zionis Israel di bumi Palestina, diantaranya adalah Edward Seves, pemilik Mark Spencer, yang meninggal tahun 1982. Pada tahun 1967, dengan lancar dia menambah bantuan dananya hingga sepuluh juta poundsterling berkat izin khusus dari Ratu Elizabeth.49)
Tampilkan postingan dengan label BOIKOT. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label BOIKOT. Tampilkan semua postingan
Sabtu, 28 Agustus 2010
Penguasaan Yahudi atas Media Massa Internasional.
1. Di Inggris Media cetak Inggris identik dengan majalah terbesarnya, The Times, yang pertama kali terbit pada tahun 1788. Melalui prakarsa Rothschild, warga Yahudi Inggris, Zionis internasional menanam investasi besar-besaran agar The Times dapat sepenuhnya mereka kuasai, terutama bidang keredaksiannya.12). Majalah tersebut menjadi majalah Zionis tulen setelah dibeli miliuner Yahudi Australia, Robert Murdoch. Murdoch adalah penyelamat The Times dari krisis ekonomi. Sebelum dibeli Murdoch, majalah tersebut pernah dibekukan ketika ditangani oleh Thompson Int'l Company akibat krisis keuangan. Kondisi buruk tersebut menjadi sorotan publik mengingat The Times adalah aset Inggris yang setara dengan Big Bang atau Istana Buckingham. Lewat peran Murdoch, secara mutlak, Yahudi menguasai The Times 13). Lebih jauh lagi, lewat penguasaan The Times dan sekaligus The Sunday Times, Yahudi berniat menguasai The Fleet Street. Selain menguasai The Times dan The Sunday Times, Murdoch pun menguasai tiga majalah Inggris lainnya, yaitu Sun, majalah vulgar yang beroplah lebih dari 3,7 juta eksemplar per minggu, News of the World, majalah vulgar yang beroplah 4 juta eksemplar per minggu; serta City Magazine. Media massa Inggris yang juga didominasi Yahudi, diantaranya, adalah The Daily Express, The News Chronicle, The Daily Mail, The Daily Herald, The Manchester Gardian, John Paul, Yorkshire Post, Evening News, The Observer, Sunday Refere, Sunday Express, Sunday Chronicle, The Sunday Bible, The Graphic, dan lain sebagainya. Jumlah besar itu masih ditambah dengan majalah mingguan Week End yang disampaikan melalui rubrik yang lucu dan terkadang kasar sehingga oplahnya luar biasa.14). Aktivitas jurnalistik "raja" koran ini merambah Australia, Kanada, dan Amerika Serikat. Pendataan tahun 1981 menunjukkan bahwa 15 buah perusahaan pers Inggris yang berada dalam penguasaan Zionis, setiap harinya, mendistnbusikan sekitar 33 juta eksemplar koran dan majalah, baik untuk konsumen dalam negeri maupun luar negeri. Oplah sebanyak itu sama dengan separuh lebih dari jumlah penduduk Inggris yang pada saat itu berjumlah kurang lebih 58 juta jiwa.15) 2. Di Amerika Serikat Dalam setiap harinya, di Amerika Serikat terbit 1.759 jenis surat kabar yang dibaca oleh sekitar 61 juta orang, di samping 668 jenis mingguan lainnya. Jumlah sebesar itu didistribusikan ke seluruh pelosok Amerika dan luar negeri oleh sekitar 1.700 buah distributor. Separuh dari distributor itu, secara mutlak, dikuasai Yahudi. Jumlah tersebut ditambah lagi dengan majalah mingguan yang mencapai 8 ribu jenis. Dari sekian banyak media massa yang beredar, surat kabar New York Times yang terbit sejak tahun 1841, menduduki posisi paling bergengsi. Padahal, sejak tahun 1896, surat kabar tersebut dikuasai warga Yahudi, Adolf Osh, yang berhasil "menyelamatkan" surat kabar tersebut dari krisis ekonomi. Dengan harga murah, Adolf berhasil mengambil alih surat kabar tersebut dari pemiliknya, Henry Ranmond. Peringkat kedua ditempati oleh The Washington Post yang juga berada dalam dominasi Zionis. Konsumen surat kabar itu adalah jajaran pejabat penting Amerika Serikat yang berkompeten menggariskan arah dan strategi politik Amerika Serikat. Karenanya, surat kabar yang menurut data tahun 1981 beroplah sekitar 630 ribu eksemplar itu sangat besar pengaruhnya terhadap kebijaksanaan pemerintahan Amerika Serikat.
9
Di samping itu, Yahudi pun total menguasai surat kabar The Daily News, The New York Post yang menurut data tahun 1981 beroplah sekitar 740 ribu eksemplar, dan Sun Time milik William Hersett yang beristrikan Marion Devis, wanita Yahudi. Selain surat kabar, Yahudi pun menguasai Good House Keeping, majalah keluarga paling populer di Amerika. Dalam bidang seni, majalah seni dan film Vanity Fairpun tidak luput dari jangkauan Zionis. Majalah tersebut pernah memuat tanda tangan dan pernyataan 171 insan film yang mendukung kampanye calon-calon anggota kongres Amerika simpatisan Yahudi lewat bantuan material dan spiritual. Pernyataan berbentuk iklan sehalaman penuh itu berisi: "Dukungan terhadap calon-calon yang mempercayai Israel bukan untuk kepentingan Israel belaka, melainkan juga demi kepentingan bangsa dan warga negara Amerika." "Cara paling baik untuk melindungi kepentingan Amerika di Timur Tengah 16) cukup dengan memilih 50 anggota kongres yang benar-benar yakin akan perlunya eksistensi dan kelanggengan Israel. " "Kepercayaan terhadap Israel akan memperkuat Amerika Serikat. " Untuk jenis media cetak mingguan, Time dan News Week merupakan majalah yang berpengaruh dan merajai pasaran informasi Amerika, bahkan dunia. News Week, yang menurut data tahun 1981 beroplah 3 juta eksemplar, mulai terbit tahun 1933 dan dominasi Yahudi baru mulai tahun 1937. Dominasi Yahudi untuk majalah Time, yang menurut data tahun 1981 setiap minggunya beroplah 4,5 juta eksemplar ini, disalurkan lewat pemiliknya, John Mair serta puluhan warga Yahudi yang disebarkan di setiap biro dan seksi. Tidak ketinggalan, Robert Murdoch pun mengembangkan sayapnya ke Amerika lewat pemilikan The New York Post serta majalah Star dan New York Magazine. 17) Perhatian Yahudi pun diarahkan pada surat kabar bisnis dan ekonomi, misalnya lewat penyimpanan saham di Business Week, majalah yang mempengaruhi para pengusaha dan pakar-pakar moneter dunia. Di Chicago, Yahudi berhasil menguasai harian terkenal Chicago Sun Times yang menurut data tahun 1981 mencapai oplah lebih dari 670 ribu eksemplar, dan di Arizona mereka berhasil menguasai Arizona News.19). Di bidang sains, Zionis berhasil menguasai majalah i1miah National Geographic 20) yang menurut data tahun 1981 mencapai oplah 11 juta eksemplar. 3. Di Perancis Imigran Yahudi di Perancis yang tidak lebih dari 700 ribu jiwa berhasil menanamkan pengaruh Zionis pada sebagian besar aktivitas politik dan ekonomi Perancis, terutama melalui media massa yang mereka kuasai. Novocayer dan "Buku-Buku Baru" adalah majalah Perancis terkenal yang dimiliki warga Yahudi berkebangsaan Inggris, James Gold Smith. Majalah The Express pun mereka gunakan untuk sarana propaganda menentang presiden terdahulu, Valery Giscard Destan. Salah satu nomor terbitannya sempat menggegerkan pentas politik dunia ketika cover majalah tersebut memajang gambar Presiden Destan dalam mimik muka yang gembur dan mengekspresikan kelemahan sekaligus kepikunan. Sedangkan di hadapannya berdiri Francois Mitterrand yang digambarkan dalam profil yang penuh vitalitas. llustrasi tersebut dimaksudkan untuk menggeser kedudukan Destan karena Perancis memerlukan pemimpin yang penuh vitalitas seperti Mitterrand. Lebih jelas lagi, pengaruh Zionis terhadap media massa Perancis dapat kita lihat pada surat kabar Luvigaro dan Le Cutidia.21)
10
Dominasi Yahudi tidak hanya terbatas pada surat kabar politik, tetapi juga merambah harian dan mingguan sosial, ekonomi, dan seni. Majalah "Keluarga Buruh"22) adalah salah satu contoh yang memuat sudut pandang Yahudi dalam masalah ketenagakerjaan. Surat kabar Franck Sewar pun telah terbuka untuk ide-ide Zionis,23) terutama dalam hal aktivitas politik Perancis pada masa sepuluh tahun sebelum Perang Dunia II. Media massa lain yang dikelola oleh Yahudi adalah harian "Bangsa" yang dimiliki Lion Blum24) dan harian "Mesa" dengan supervisor warga Yahudi, Durkrills. "Mass" adalah harian yang paling antusias dan simpatisan Zionis. Dalam harian tersebut, warga Yahudi diberi kebebasan mengungkapkan idenya dan meneriakkan keinginan untuk menerbitkan harian khusus bangsa Yahudi. Sebuah artikel tulisan Max Nordaw yang dimuat dalam salah satu nomor terbitannya mengatakan: "Kami bukan bangsa Jerman, Inggris, atau Perancis. Identitas kami jelas dan popular, yaitu bangsa Yahudi. Keyakinan mereka yang Masehi berbeda dengan keyakinan kami. Kami bangsa yang mandiri. Hertzl telah lama menjelaskannya kepada mereka. Untuk kami, kami keberatan jika mesti menyelam dalam cangkir kecil mereka .... " Klimaks pengaruh Yahudi tercapai ketika mereka berhasil mempengaruhi pemerintah agar membreidel harian tandingan milik Bellow Bouax sekaligus memenjarakan peniiliknya dengan alasan harian tersebut, pada 12 Desember 1939, telah memuat artikel anti-Yahudi. Dalam perkembangannya, Yahudi semakin memperketat kontrol dan dominasinya atas media cetak dunia agar dengan mudah mereka memuat program memasyarakatkan dekadensi moral, prostitusi, dan kebobrokan lainnya. Hal yang penting lagi, mereka memperalat media massa sebagai pengarah politik untuk mengejar target keji mereka sehingga informasi-informasi yang berhubungan dengan Islam dapat mereka sumbat. Kenyataan sekarang menunjukkan bahwa masyarakat dunia telah kecanduan menerima media massa yang disebarkan Yahudi yang mengeksploitasi artis-artis Hollywood. Sementara, jika disodori berita-berita yang menyangkut Islam, media massa tersebut akan bungkam dan pura-pura tidak tahu walaupun ratusan, bahkan ribuan, kaum muslimin tengah dibantai.25) Contoh aktual adalah menyangkut tragedi di Palestine dan Lebanon. Walaupun umat Islam di Palestine siang malam dikejar dan dibantai atau masyarakat pendudukan Israel di Lebanon, Palestina, Dataran Tinggi Golan, Tepi Barat Sungai Yordan, serta Gurun Sinai tengah dianiaya, kita tidak akan melihat berita tersebut menjadi berita utama; yang ada hanya catatan kecil di kotak kolom pinggiran.26)
Sementara itu, di Palestina sendiri, orang-orang yang pantas disebut gembong teroris, seperti Begin, Rabin, dan Shamir, walaupun terlibat dalam berbagai kasus kriminal, beritanya tidak pernah dimuat dalam media massa dunia, bahkan dalam media massa Islam sendiri. Padahal, masyarakat muslim Philipina tengah berjuang melawan Salibisme. Di India, warga Hindu membangkitkan kembali gerakan anti-Islam sehingga kaum muslim dibunuh dan mayatnya dilemparkan ke kandang babi serta masjid Babri yang dibangun pada abad VIII dihancurkan. Masih di India, ribuan kaum muslimin Asam tidak luput dari pembantaian karena dianggap menghambat kekhusyukan penyembahan mereka terhadap sapi, kayu, dan batu. Muslimin Uganda pun merasakan kebengisan teroris-teroris Nasrani internasional yang menodai para wanita serta menelantarkan orang tua dan anak-anak sehingga mereka mati kelaparan. Di Bosnia- Herzegovina (saat buku ini diterjemahkan, pent.), lewat siaran berbahasa Indonesia pada pukul 17.45 dari radio Jerman Deutch Welle, kami mendengar sebanyak 30 sampai 50 ribu wanita Bosnia, mulai dari anak-anak usia 7 tahun hingga wanita usia 80 tahun, telah dinodai oleh tentara Serbia. Cara seperti itu mereka lakukan dengan alasan untuk mengubah susunan demografi di negara bekas kekuasaan Tito itu. Setelah muslimah-muslimah itu mengandung mereka menebak jenis kelamin bayi yang akan lahir. Untuk membuktikan tebakannya, dengan sangat biadab, mereka membelah perut sang ibu. Jika tebakan mereka
11
tepat, kepala sang bayi langsung dipenggal, jika salah, kepala bayi dan ibunya dicincang. Di Thailand, Myanmar, Pattani, Eritria, Ethiopia, Cyprus, Kashmir, Chad, Madagaskar, Nigeria, Sinegal, dan lain-lainnya, jiwa kaum muslimin sudah tidak ada harganya lagi. Tragisnya, berita-berita tentang mereka, belum dianggap layak dimuat oleh media massa internasional. Dalam program kerjanya, para pemimpin Zionis mengatakan: "Media massa pemerintah merupakan potensi yang harus kita kuasai untuk mempengaruhi opini publik. Karena para pemimpin tidak mampu memanfaatkannya, potensi tersebut jatuh ke tangan kita. Melalui media massa kita akan terus menanamkan pengaruh tanpa kita harus terjun langsung ....
9
Di samping itu, Yahudi pun total menguasai surat kabar The Daily News, The New York Post yang menurut data tahun 1981 beroplah sekitar 740 ribu eksemplar, dan Sun Time milik William Hersett yang beristrikan Marion Devis, wanita Yahudi. Selain surat kabar, Yahudi pun menguasai Good House Keeping, majalah keluarga paling populer di Amerika. Dalam bidang seni, majalah seni dan film Vanity Fairpun tidak luput dari jangkauan Zionis. Majalah tersebut pernah memuat tanda tangan dan pernyataan 171 insan film yang mendukung kampanye calon-calon anggota kongres Amerika simpatisan Yahudi lewat bantuan material dan spiritual. Pernyataan berbentuk iklan sehalaman penuh itu berisi: "Dukungan terhadap calon-calon yang mempercayai Israel bukan untuk kepentingan Israel belaka, melainkan juga demi kepentingan bangsa dan warga negara Amerika." "Cara paling baik untuk melindungi kepentingan Amerika di Timur Tengah 16) cukup dengan memilih 50 anggota kongres yang benar-benar yakin akan perlunya eksistensi dan kelanggengan Israel. " "Kepercayaan terhadap Israel akan memperkuat Amerika Serikat. " Untuk jenis media cetak mingguan, Time dan News Week merupakan majalah yang berpengaruh dan merajai pasaran informasi Amerika, bahkan dunia. News Week, yang menurut data tahun 1981 beroplah 3 juta eksemplar, mulai terbit tahun 1933 dan dominasi Yahudi baru mulai tahun 1937. Dominasi Yahudi untuk majalah Time, yang menurut data tahun 1981 setiap minggunya beroplah 4,5 juta eksemplar ini, disalurkan lewat pemiliknya, John Mair serta puluhan warga Yahudi yang disebarkan di setiap biro dan seksi. Tidak ketinggalan, Robert Murdoch pun mengembangkan sayapnya ke Amerika lewat pemilikan The New York Post serta majalah Star dan New York Magazine. 17) Perhatian Yahudi pun diarahkan pada surat kabar bisnis dan ekonomi, misalnya lewat penyimpanan saham di Business Week, majalah yang mempengaruhi para pengusaha dan pakar-pakar moneter dunia. Di Chicago, Yahudi berhasil menguasai harian terkenal Chicago Sun Times yang menurut data tahun 1981 mencapai oplah lebih dari 670 ribu eksemplar, dan di Arizona mereka berhasil menguasai Arizona News.19). Di bidang sains, Zionis berhasil menguasai majalah i1miah National Geographic 20) yang menurut data tahun 1981 mencapai oplah 11 juta eksemplar. 3. Di Perancis Imigran Yahudi di Perancis yang tidak lebih dari 700 ribu jiwa berhasil menanamkan pengaruh Zionis pada sebagian besar aktivitas politik dan ekonomi Perancis, terutama melalui media massa yang mereka kuasai. Novocayer dan "Buku-Buku Baru" adalah majalah Perancis terkenal yang dimiliki warga Yahudi berkebangsaan Inggris, James Gold Smith. Majalah The Express pun mereka gunakan untuk sarana propaganda menentang presiden terdahulu, Valery Giscard Destan. Salah satu nomor terbitannya sempat menggegerkan pentas politik dunia ketika cover majalah tersebut memajang gambar Presiden Destan dalam mimik muka yang gembur dan mengekspresikan kelemahan sekaligus kepikunan. Sedangkan di hadapannya berdiri Francois Mitterrand yang digambarkan dalam profil yang penuh vitalitas. llustrasi tersebut dimaksudkan untuk menggeser kedudukan Destan karena Perancis memerlukan pemimpin yang penuh vitalitas seperti Mitterrand. Lebih jelas lagi, pengaruh Zionis terhadap media massa Perancis dapat kita lihat pada surat kabar Luvigaro dan Le Cutidia.21)
10
Dominasi Yahudi tidak hanya terbatas pada surat kabar politik, tetapi juga merambah harian dan mingguan sosial, ekonomi, dan seni. Majalah "Keluarga Buruh"22) adalah salah satu contoh yang memuat sudut pandang Yahudi dalam masalah ketenagakerjaan. Surat kabar Franck Sewar pun telah terbuka untuk ide-ide Zionis,23) terutama dalam hal aktivitas politik Perancis pada masa sepuluh tahun sebelum Perang Dunia II. Media massa lain yang dikelola oleh Yahudi adalah harian "Bangsa" yang dimiliki Lion Blum24) dan harian "Mesa" dengan supervisor warga Yahudi, Durkrills. "Mass" adalah harian yang paling antusias dan simpatisan Zionis. Dalam harian tersebut, warga Yahudi diberi kebebasan mengungkapkan idenya dan meneriakkan keinginan untuk menerbitkan harian khusus bangsa Yahudi. Sebuah artikel tulisan Max Nordaw yang dimuat dalam salah satu nomor terbitannya mengatakan: "Kami bukan bangsa Jerman, Inggris, atau Perancis. Identitas kami jelas dan popular, yaitu bangsa Yahudi. Keyakinan mereka yang Masehi berbeda dengan keyakinan kami. Kami bangsa yang mandiri. Hertzl telah lama menjelaskannya kepada mereka. Untuk kami, kami keberatan jika mesti menyelam dalam cangkir kecil mereka .... " Klimaks pengaruh Yahudi tercapai ketika mereka berhasil mempengaruhi pemerintah agar membreidel harian tandingan milik Bellow Bouax sekaligus memenjarakan peniiliknya dengan alasan harian tersebut, pada 12 Desember 1939, telah memuat artikel anti-Yahudi. Dalam perkembangannya, Yahudi semakin memperketat kontrol dan dominasinya atas media cetak dunia agar dengan mudah mereka memuat program memasyarakatkan dekadensi moral, prostitusi, dan kebobrokan lainnya. Hal yang penting lagi, mereka memperalat media massa sebagai pengarah politik untuk mengejar target keji mereka sehingga informasi-informasi yang berhubungan dengan Islam dapat mereka sumbat. Kenyataan sekarang menunjukkan bahwa masyarakat dunia telah kecanduan menerima media massa yang disebarkan Yahudi yang mengeksploitasi artis-artis Hollywood. Sementara, jika disodori berita-berita yang menyangkut Islam, media massa tersebut akan bungkam dan pura-pura tidak tahu walaupun ratusan, bahkan ribuan, kaum muslimin tengah dibantai.25) Contoh aktual adalah menyangkut tragedi di Palestine dan Lebanon. Walaupun umat Islam di Palestine siang malam dikejar dan dibantai atau masyarakat pendudukan Israel di Lebanon, Palestina, Dataran Tinggi Golan, Tepi Barat Sungai Yordan, serta Gurun Sinai tengah dianiaya, kita tidak akan melihat berita tersebut menjadi berita utama; yang ada hanya catatan kecil di kotak kolom pinggiran.26)
Sementara itu, di Palestina sendiri, orang-orang yang pantas disebut gembong teroris, seperti Begin, Rabin, dan Shamir, walaupun terlibat dalam berbagai kasus kriminal, beritanya tidak pernah dimuat dalam media massa dunia, bahkan dalam media massa Islam sendiri. Padahal, masyarakat muslim Philipina tengah berjuang melawan Salibisme. Di India, warga Hindu membangkitkan kembali gerakan anti-Islam sehingga kaum muslim dibunuh dan mayatnya dilemparkan ke kandang babi serta masjid Babri yang dibangun pada abad VIII dihancurkan. Masih di India, ribuan kaum muslimin Asam tidak luput dari pembantaian karena dianggap menghambat kekhusyukan penyembahan mereka terhadap sapi, kayu, dan batu. Muslimin Uganda pun merasakan kebengisan teroris-teroris Nasrani internasional yang menodai para wanita serta menelantarkan orang tua dan anak-anak sehingga mereka mati kelaparan. Di Bosnia- Herzegovina (saat buku ini diterjemahkan, pent.), lewat siaran berbahasa Indonesia pada pukul 17.45 dari radio Jerman Deutch Welle, kami mendengar sebanyak 30 sampai 50 ribu wanita Bosnia, mulai dari anak-anak usia 7 tahun hingga wanita usia 80 tahun, telah dinodai oleh tentara Serbia. Cara seperti itu mereka lakukan dengan alasan untuk mengubah susunan demografi di negara bekas kekuasaan Tito itu. Setelah muslimah-muslimah itu mengandung mereka menebak jenis kelamin bayi yang akan lahir. Untuk membuktikan tebakannya, dengan sangat biadab, mereka membelah perut sang ibu. Jika tebakan mereka
11
tepat, kepala sang bayi langsung dipenggal, jika salah, kepala bayi dan ibunya dicincang. Di Thailand, Myanmar, Pattani, Eritria, Ethiopia, Cyprus, Kashmir, Chad, Madagaskar, Nigeria, Sinegal, dan lain-lainnya, jiwa kaum muslimin sudah tidak ada harganya lagi. Tragisnya, berita-berita tentang mereka, belum dianggap layak dimuat oleh media massa internasional. Dalam program kerjanya, para pemimpin Zionis mengatakan: "Media massa pemerintah merupakan potensi yang harus kita kuasai untuk mempengaruhi opini publik. Karena para pemimpin tidak mampu memanfaatkannya, potensi tersebut jatuh ke tangan kita. Melalui media massa kita akan terus menanamkan pengaruh tanpa kita harus terjun langsung ....
Minggu, 07 September 2008
Langganan:
Postingan (Atom)