Tampilkan postingan dengan label Penguasaan Yahudi atas Media Massa Internasional.. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Penguasaan Yahudi atas Media Massa Internasional.. Tampilkan semua postingan
Sabtu, 28 Agustus 2010
REAKSI YAHUDI TERHADAP TOKOH KONTROVERSI
MELALUI dominasi atas opini publik dan organisasi-organisasi dunia, Yahudi berhasil mengeruk berbagai keuntungan. Pada perkembangannya, sepak terjang Yahudi tidak senantiasa mulus karena ternyata ada jugs pemimpin-pemimpin besar dunia yang anti-Yahudi dan menolak eksistensi Yahudi walaupun karir politik atau bahkan nyawa adalah taruhannya. Di Amerika muncul nama-nama seperti Benjamin Franklin yang dalam pidatonya di depan pendiri Amerika Serikat mengatakan: "Dulu, orang-orang Yahudi masuk ke negeri ini sebagai imigran dekil. Kemudian mereka menguasai potensi-potensi alam kita. Sekarang, mereka begitu sombong kepada kita dengan memonopoli kekayaan alam kita. Mereka adalah iblis-iblis jahanam dan kelelawar pengisap darah rakyat Amerika. Tuan-tuan, usir gembelgembel laknat itu dari negeri ini sebelum terlambat, demi melindungi kepentingan rakyat kita dan generasi mendatang. Kalau tidak, Tuan-tuan akan melihat, dalam satu abad mendatang, mereka akan menjadi tantangan yang lebih besar daripada apa yang sekarang ini tengah Tuan pikirkan. Tiba-tiba, Tuan akan menyaksikan mereka menguasai bangsa dan negara ini. Mereka akan menghancurkan segala sesuatu yang telah kita bangun dengan darah kita. Percayalah, mereka tidak akan memiliki rasa belas kasihan kepada anak cucu kita nanti. Bahkan, tidak mustahil, mereka akan memperbudak kita demi mewujudkan apa yang mereka cita-citakan. Mereka akan berada di kantor-kantor sambil berfoya-foya untuk menertawakan kebebalan, kebodohan, dan kedunguan kita. Tuan-tuan yakinlah, jika Tuan-tuan tidak segera mengambil tindakan, niscaya, ketika generasi-generasi mendatang tengah terinjak-injak sepatu mengkilat Yahudi, mereka akan melaknat kebijaksanaan kita sekarang ini. "
Lobi Yahudi di Amerika
Serikat Dalam buku yang berjudul "Cerita Bangsaku", Aba Eban, mantan Menteri Luar Negeri Israel, merinci pengaruh Yahudi di Amerika Serikat: "Sepanjang sejarah Yahudi, belum pernah terjadi kasus dominasi sebesar yang kita lihat sekarang ini di Amerika Serikat. Penyebab hal itu adalah luasnya pengaruh mereka melebihi jumlah warga yang hanya 3% dari jumlah semua penduduk di sana."
Dr. Valery Emilianof pernah mengadakan penyelidikan berkaitan dengan pengaruh eksistensi Yahudi pada masa pemerintahan Carter. Hasil penyelidikan itu mengatakan bahwa istri Menteri luar Negeri AS, Cyrus Vance, adalah seorang Yahudi; Menteri Keuangan, Michael Blumintal, seperti halnya Henry Kissinger, juga seorang Yahudi; istri penasihat presiden bidang keamanan nasional yang terkenal dengan ungkapan Bye ... bye ... PLO-nya, Zeniffo
20
Brigenski, juga seorang Yahudi; istri Menteri Pendidikan dan Kesehatan, Joseph Calvano, juga seorang Yahudi; ibu dan istri Menteri Pertahanan, Harold Brown juga seorang Yahudi; dan istri penasihat Presiden, James Schellinger, pun seorang Yahudi.52). Yahudi pun menguasai sebagian besar sistem perekonomian,53) sektor pendidikan dasar dan tinggi, serta organisasi buruh dan tenaga profesional. Lebih lagi, sebanyak 80% anak-anak Yahudi telah berhasil menikmati bangku pendidikan perguruan tinggi. Jumlah organisasi Zionis di Amerika telah mencapai sekitar 340 buah dan setiap warga Yahudi diwajibkan menjadi anggota salah satu dari organisasi itu. Melalui organisasi tersebut, kita dapat menyaksikan persatuan yang sangat erat sehingga akan tampak Yahudi miskin yang duduk bersebelahan dengan Yahudi miliuner. Jelasnya, mereka betul-betul bekerjasama dalam hal kebatilan.54) Titik kulminasi dominasi Yahudi di Amerika Serikat terjadi ketika mereka berhasil mengantarkan Franklin Roosevelt ke jenjang kursi kepresidenan di Gedung Putih.55) Warga Yahudi Amerika Serikat itu membentuk komite khusus yang bertanggung jawab melobi anggota kongres Amerika Serikat dengan nama Lembaga Amerika-Israel Bidang Kerakyatan. Tahun 1975, ketua komite tersebut mengungkapkan bahwa dalam upaya merealisasikan kepentingan Israel, timnya belum pernah mengalami hambatan berarti dari anggota kongres. Organisasi "Seruan Yahudi Bersatu" yang didirikan pada tahun 1939 merupakan kelompok lobi Zionis yang paling berpengaruh, lebih lagi ketika organisasi tersebut berhasil mengumpulkan dana sebesar 828 juta dolar AS untuk disumbangkan kepada pemerintahan Zionis menjelang perang tahun 1973. Kelompok Zionis "Anak-anak Perjanjian" yang didirikan pada 13 Oktober 1943 di New York merupakan kelompok tertua dan terkuat. Melalui kepemimpinan Jack Sapters dan sistem organisasi yang cermat dan penuh trik rahasia, kelompok tersebut mengembangkan cabangnya ke seluruh penjuru Amerika dan Eropa, hingga setengah juta kaum Yahudi berkumpul dalam organisasi tersebut. Di Los Angeles pun berdiri Mel Marmelshtein yang mulai terkenal ketika tahun 1981 menggugat Lembaga Penelitian Sejarah Amerika Serikat karena lembaga tersebut berhasil membuktikan ketidaksahan tuduhan Zionis terhadap Hitler dalam peristiwa pembantaian atas 6 juta orang warga Yahudi. Di Chicago, tempat bersarangnya para penjahat, terdapat organisasi yang bertujuan memberantas penentang Yahudi dan memiliki dinas spionase yang tersebar di seluruh instansi, baik instansi resmi maupun swasta. Tugas mereka adalah mengawasi seluruh aktivitas lawan melalui berbagai sarana agar setiap kandidat Yahudi memperoleh suara terbanyak dalam pemilihan umum.
Dalam pentas politik Amerika Serikat, organisasi-organisasi tersebut memiliki peran besar. Di Amerika, pemilihan anggota kongres dan presiden melibatkan Partai Republikan dan Partai Demokrasi. Dalam menghadapi pemilihan tersebut, berbagai organisasi Yahudi mengadakan negosiasi politik dengan pemimpin-pemimpin partai. Dengan modal berbagai media massa sebagai sarana kampanye dan tawaran bantuan dana, Yahudi mengupayakan agar hasil negosiasi itu menghasilkan dukungan partai terhadap problematika mereka. Selain dana dan dukungan media massa, mereka pun menawarkan tambahan suara pemilih dari sekitar 6 juta warga Yahudi Amerika Serikat. Jika tawaran mereka diterima, dengan gencar mereka mulai mengampanyekan kandidatnya melalui berbagai janji kepada bangsa Amerika untuk menambah suara pendukung, mereka tidak segan-segan turun langsung ke jalan-jalan. Jelaslah, mengapa presiden-presiden Amerika selalu mengarahkan kebijaksanaannya pada kepentingan Yahudi.57) Dalam praktik pemerintahannya, setiap presiden Amerika selalu berkonsultasi dengan Dewan Senat. Maka tidak mengherankan jika organisasi-organisasi Yahudi berusaha meraih posisi mayoritas dalam keanggotaan Dewan Senat atau menyuap anggota dewan terpilih.58) Agar anggota dewan tetap konsisten pada janjinya, organisasi-
21
organisasi Yahudi memata-matai kehidupan pribadi dan berbagai skandal mereka. Skandal pribadi yang berhasil dikumpulkan, mereka jadikan bahan untuk mengancam anggota dewan yang mulai menunjukkan ketidaksetiaan. Jika anggota dewan tidak mengindahkan ancaman mereka, Yahudi mempublikasikannya melalui berbagai media massa. Akibatnya, karir politik anggota dewan yang "membandel" itu akan hancur. Dalam sepak terjangnya, Yahudi tidak meliwatkan keberadaan lembaga-lembaga pendidikan. Di Universitas Harvard yang didirikan tahun 1636, bahasa Ibrani menjadi salah satu mata kuliah dan dosen-dosennya disyaratkan mampu menerjemahkan Perjanjian Lama dari bahasa Ibrani ke bahasa Inggris. Selain itu, Universitas Kings yang kemudian berubah menjadi Universitas Columbia, mengharuskan guru-guru besarnya mahir berbahasa Ibrani. Terlebih lagi, rektor pertama universitas tersebut, Samuel Johnson, adalah warga Yahudi. Di Universitas Pal, pada masa rektor Izra Scheiz (1773), bahasa Ibrani merupakan mata kuliah wajib. Selain itu, di Amerika Serikat pun terdapat 15 buah kota kecil yang menggunakan nama Shuhyun, empat kota lain menggunakan nama Eurshleem, clan sekitar 27 buah desa menggunakan nama Salem. Di Alabama terdapat kota yang bernama Areeha, di Arizona terdapat kota Eden, di Idaho terdapat Sameerah, di Ohio terdapat kota Sodom, di Connecticut terdapat kota Kan'an Baru. Nama-nama tersebut mereka ambil dari Taurat versi mereka. Ketika tahun 1917 Amerika Serikat terlibat dalam Perang Dunia I, Presiden Wilson59) membentuk Majelis Tinggi Bidang Peperangan yang di dalamnya tercantum nama miliuner Yahudi Bernard Baroch sebagai pemilik keputusan pertama. Lewat sarannya kepada Wilson, Baroch adalah orang yang bertanggung jawab pada keterlibatan Amerika dalam PD I. Karena itu, dia diserahi wewenang mengalkulasi kerugian Amedka Serikat yang harus dibayar oleh Jerman dan sekutunya. Baroch pun termasuk Yahudi yang berhak mengikuti pertemuan tertutup para perdana menteri di Versay, Perancis. Ketika Warren Harding diangkat menjadi presiden (1922), Amerika Serikat menandatangani komunike yang dikeluarkan oleh Dewan Kongres Amerika Serikat dan Dewan Senat. Isi komunike tersebut adalah dukungan pendirian negara nasional Yahudi di Palestina. Lewat gambaran di atas dapat dikatakan bahwa pengaruh Yahudi di Amerika Serikat sudah sedemikian besar. Mereka sangat piawai melakukan berbagai lobi pada posisi sangat vital, seperti di Gedung Putih, Dewan Senat, Pentagon, dan instansi-instansi pemerintah Amerika Serikat 61). Dengan demikian, Amerika Serikat memiliki dua bentuk pemerintahan sekaligus, yaitu pemerintahan boneka yang terdiri atas presiden, wakil presiden, dan Dewan Kongres; serta pemerintahan Yahudi yang mendalangi pemerintahan boneka. Itulah yang menyebabkan mengapa bantuan materi, militer, dan dukungan moral Amerika mengalir ke Israel. Karena itu, dengan leluasa Israel mencaplok Palestina, menganiaya kaum muslimin, dan menyebarkan konsep sesatnya.
Dr. Valery Emilianof pernah mengadakan penyelidikan berkaitan dengan pengaruh eksistensi Yahudi pada masa pemerintahan Carter. Hasil penyelidikan itu mengatakan bahwa istri Menteri luar Negeri AS, Cyrus Vance, adalah seorang Yahudi; Menteri Keuangan, Michael Blumintal, seperti halnya Henry Kissinger, juga seorang Yahudi; istri penasihat presiden bidang keamanan nasional yang terkenal dengan ungkapan Bye ... bye ... PLO-nya, Zeniffo
20
Brigenski, juga seorang Yahudi; istri Menteri Pendidikan dan Kesehatan, Joseph Calvano, juga seorang Yahudi; ibu dan istri Menteri Pertahanan, Harold Brown juga seorang Yahudi; dan istri penasihat Presiden, James Schellinger, pun seorang Yahudi.52). Yahudi pun menguasai sebagian besar sistem perekonomian,53) sektor pendidikan dasar dan tinggi, serta organisasi buruh dan tenaga profesional. Lebih lagi, sebanyak 80% anak-anak Yahudi telah berhasil menikmati bangku pendidikan perguruan tinggi. Jumlah organisasi Zionis di Amerika telah mencapai sekitar 340 buah dan setiap warga Yahudi diwajibkan menjadi anggota salah satu dari organisasi itu. Melalui organisasi tersebut, kita dapat menyaksikan persatuan yang sangat erat sehingga akan tampak Yahudi miskin yang duduk bersebelahan dengan Yahudi miliuner. Jelasnya, mereka betul-betul bekerjasama dalam hal kebatilan.54) Titik kulminasi dominasi Yahudi di Amerika Serikat terjadi ketika mereka berhasil mengantarkan Franklin Roosevelt ke jenjang kursi kepresidenan di Gedung Putih.55) Warga Yahudi Amerika Serikat itu membentuk komite khusus yang bertanggung jawab melobi anggota kongres Amerika Serikat dengan nama Lembaga Amerika-Israel Bidang Kerakyatan. Tahun 1975, ketua komite tersebut mengungkapkan bahwa dalam upaya merealisasikan kepentingan Israel, timnya belum pernah mengalami hambatan berarti dari anggota kongres. Organisasi "Seruan Yahudi Bersatu" yang didirikan pada tahun 1939 merupakan kelompok lobi Zionis yang paling berpengaruh, lebih lagi ketika organisasi tersebut berhasil mengumpulkan dana sebesar 828 juta dolar AS untuk disumbangkan kepada pemerintahan Zionis menjelang perang tahun 1973. Kelompok Zionis "Anak-anak Perjanjian" yang didirikan pada 13 Oktober 1943 di New York merupakan kelompok tertua dan terkuat. Melalui kepemimpinan Jack Sapters dan sistem organisasi yang cermat dan penuh trik rahasia, kelompok tersebut mengembangkan cabangnya ke seluruh penjuru Amerika dan Eropa, hingga setengah juta kaum Yahudi berkumpul dalam organisasi tersebut. Di Los Angeles pun berdiri Mel Marmelshtein yang mulai terkenal ketika tahun 1981 menggugat Lembaga Penelitian Sejarah Amerika Serikat karena lembaga tersebut berhasil membuktikan ketidaksahan tuduhan Zionis terhadap Hitler dalam peristiwa pembantaian atas 6 juta orang warga Yahudi. Di Chicago, tempat bersarangnya para penjahat, terdapat organisasi yang bertujuan memberantas penentang Yahudi dan memiliki dinas spionase yang tersebar di seluruh instansi, baik instansi resmi maupun swasta. Tugas mereka adalah mengawasi seluruh aktivitas lawan melalui berbagai sarana agar setiap kandidat Yahudi memperoleh suara terbanyak dalam pemilihan umum.
Dalam pentas politik Amerika Serikat, organisasi-organisasi tersebut memiliki peran besar. Di Amerika, pemilihan anggota kongres dan presiden melibatkan Partai Republikan dan Partai Demokrasi. Dalam menghadapi pemilihan tersebut, berbagai organisasi Yahudi mengadakan negosiasi politik dengan pemimpin-pemimpin partai. Dengan modal berbagai media massa sebagai sarana kampanye dan tawaran bantuan dana, Yahudi mengupayakan agar hasil negosiasi itu menghasilkan dukungan partai terhadap problematika mereka. Selain dana dan dukungan media massa, mereka pun menawarkan tambahan suara pemilih dari sekitar 6 juta warga Yahudi Amerika Serikat. Jika tawaran mereka diterima, dengan gencar mereka mulai mengampanyekan kandidatnya melalui berbagai janji kepada bangsa Amerika untuk menambah suara pendukung, mereka tidak segan-segan turun langsung ke jalan-jalan. Jelaslah, mengapa presiden-presiden Amerika selalu mengarahkan kebijaksanaannya pada kepentingan Yahudi.57) Dalam praktik pemerintahannya, setiap presiden Amerika selalu berkonsultasi dengan Dewan Senat. Maka tidak mengherankan jika organisasi-organisasi Yahudi berusaha meraih posisi mayoritas dalam keanggotaan Dewan Senat atau menyuap anggota dewan terpilih.58) Agar anggota dewan tetap konsisten pada janjinya, organisasi-
21
organisasi Yahudi memata-matai kehidupan pribadi dan berbagai skandal mereka. Skandal pribadi yang berhasil dikumpulkan, mereka jadikan bahan untuk mengancam anggota dewan yang mulai menunjukkan ketidaksetiaan. Jika anggota dewan tidak mengindahkan ancaman mereka, Yahudi mempublikasikannya melalui berbagai media massa. Akibatnya, karir politik anggota dewan yang "membandel" itu akan hancur. Dalam sepak terjangnya, Yahudi tidak meliwatkan keberadaan lembaga-lembaga pendidikan. Di Universitas Harvard yang didirikan tahun 1636, bahasa Ibrani menjadi salah satu mata kuliah dan dosen-dosennya disyaratkan mampu menerjemahkan Perjanjian Lama dari bahasa Ibrani ke bahasa Inggris. Selain itu, Universitas Kings yang kemudian berubah menjadi Universitas Columbia, mengharuskan guru-guru besarnya mahir berbahasa Ibrani. Terlebih lagi, rektor pertama universitas tersebut, Samuel Johnson, adalah warga Yahudi. Di Universitas Pal, pada masa rektor Izra Scheiz (1773), bahasa Ibrani merupakan mata kuliah wajib. Selain itu, di Amerika Serikat pun terdapat 15 buah kota kecil yang menggunakan nama Shuhyun, empat kota lain menggunakan nama Eurshleem, clan sekitar 27 buah desa menggunakan nama Salem. Di Alabama terdapat kota yang bernama Areeha, di Arizona terdapat kota Eden, di Idaho terdapat Sameerah, di Ohio terdapat kota Sodom, di Connecticut terdapat kota Kan'an Baru. Nama-nama tersebut mereka ambil dari Taurat versi mereka. Ketika tahun 1917 Amerika Serikat terlibat dalam Perang Dunia I, Presiden Wilson59) membentuk Majelis Tinggi Bidang Peperangan yang di dalamnya tercantum nama miliuner Yahudi Bernard Baroch sebagai pemilik keputusan pertama. Lewat sarannya kepada Wilson, Baroch adalah orang yang bertanggung jawab pada keterlibatan Amerika dalam PD I. Karena itu, dia diserahi wewenang mengalkulasi kerugian Amedka Serikat yang harus dibayar oleh Jerman dan sekutunya. Baroch pun termasuk Yahudi yang berhak mengikuti pertemuan tertutup para perdana menteri di Versay, Perancis. Ketika Warren Harding diangkat menjadi presiden (1922), Amerika Serikat menandatangani komunike yang dikeluarkan oleh Dewan Kongres Amerika Serikat dan Dewan Senat. Isi komunike tersebut adalah dukungan pendirian negara nasional Yahudi di Palestina. Lewat gambaran di atas dapat dikatakan bahwa pengaruh Yahudi di Amerika Serikat sudah sedemikian besar. Mereka sangat piawai melakukan berbagai lobi pada posisi sangat vital, seperti di Gedung Putih, Dewan Senat, Pentagon, dan instansi-instansi pemerintah Amerika Serikat 61). Dengan demikian, Amerika Serikat memiliki dua bentuk pemerintahan sekaligus, yaitu pemerintahan boneka yang terdiri atas presiden, wakil presiden, dan Dewan Kongres; serta pemerintahan Yahudi yang mendalangi pemerintahan boneka. Itulah yang menyebabkan mengapa bantuan materi, militer, dan dukungan moral Amerika mengalir ke Israel. Karena itu, dengan leluasa Israel mencaplok Palestina, menganiaya kaum muslimin, dan menyebarkan konsep sesatnya.
Penguasaan Yahudi atas Media Massa Internasional.
1. Di Inggris Media cetak Inggris identik dengan majalah terbesarnya, The Times, yang pertama kali terbit pada tahun 1788. Melalui prakarsa Rothschild, warga Yahudi Inggris, Zionis internasional menanam investasi besar-besaran agar The Times dapat sepenuhnya mereka kuasai, terutama bidang keredaksiannya.12). Majalah tersebut menjadi majalah Zionis tulen setelah dibeli miliuner Yahudi Australia, Robert Murdoch. Murdoch adalah penyelamat The Times dari krisis ekonomi. Sebelum dibeli Murdoch, majalah tersebut pernah dibekukan ketika ditangani oleh Thompson Int'l Company akibat krisis keuangan. Kondisi buruk tersebut menjadi sorotan publik mengingat The Times adalah aset Inggris yang setara dengan Big Bang atau Istana Buckingham. Lewat peran Murdoch, secara mutlak, Yahudi menguasai The Times 13). Lebih jauh lagi, lewat penguasaan The Times dan sekaligus The Sunday Times, Yahudi berniat menguasai The Fleet Street. Selain menguasai The Times dan The Sunday Times, Murdoch pun menguasai tiga majalah Inggris lainnya, yaitu Sun, majalah vulgar yang beroplah lebih dari 3,7 juta eksemplar per minggu, News of the World, majalah vulgar yang beroplah 4 juta eksemplar per minggu; serta City Magazine. Media massa Inggris yang juga didominasi Yahudi, diantaranya, adalah The Daily Express, The News Chronicle, The Daily Mail, The Daily Herald, The Manchester Gardian, John Paul, Yorkshire Post, Evening News, The Observer, Sunday Refere, Sunday Express, Sunday Chronicle, The Sunday Bible, The Graphic, dan lain sebagainya. Jumlah besar itu masih ditambah dengan majalah mingguan Week End yang disampaikan melalui rubrik yang lucu dan terkadang kasar sehingga oplahnya luar biasa.14). Aktivitas jurnalistik "raja" koran ini merambah Australia, Kanada, dan Amerika Serikat. Pendataan tahun 1981 menunjukkan bahwa 15 buah perusahaan pers Inggris yang berada dalam penguasaan Zionis, setiap harinya, mendistnbusikan sekitar 33 juta eksemplar koran dan majalah, baik untuk konsumen dalam negeri maupun luar negeri. Oplah sebanyak itu sama dengan separuh lebih dari jumlah penduduk Inggris yang pada saat itu berjumlah kurang lebih 58 juta jiwa.15) 2. Di Amerika Serikat Dalam setiap harinya, di Amerika Serikat terbit 1.759 jenis surat kabar yang dibaca oleh sekitar 61 juta orang, di samping 668 jenis mingguan lainnya. Jumlah sebesar itu didistribusikan ke seluruh pelosok Amerika dan luar negeri oleh sekitar 1.700 buah distributor. Separuh dari distributor itu, secara mutlak, dikuasai Yahudi. Jumlah tersebut ditambah lagi dengan majalah mingguan yang mencapai 8 ribu jenis. Dari sekian banyak media massa yang beredar, surat kabar New York Times yang terbit sejak tahun 1841, menduduki posisi paling bergengsi. Padahal, sejak tahun 1896, surat kabar tersebut dikuasai warga Yahudi, Adolf Osh, yang berhasil "menyelamatkan" surat kabar tersebut dari krisis ekonomi. Dengan harga murah, Adolf berhasil mengambil alih surat kabar tersebut dari pemiliknya, Henry Ranmond. Peringkat kedua ditempati oleh The Washington Post yang juga berada dalam dominasi Zionis. Konsumen surat kabar itu adalah jajaran pejabat penting Amerika Serikat yang berkompeten menggariskan arah dan strategi politik Amerika Serikat. Karenanya, surat kabar yang menurut data tahun 1981 beroplah sekitar 630 ribu eksemplar itu sangat besar pengaruhnya terhadap kebijaksanaan pemerintahan Amerika Serikat.
9
Di samping itu, Yahudi pun total menguasai surat kabar The Daily News, The New York Post yang menurut data tahun 1981 beroplah sekitar 740 ribu eksemplar, dan Sun Time milik William Hersett yang beristrikan Marion Devis, wanita Yahudi. Selain surat kabar, Yahudi pun menguasai Good House Keeping, majalah keluarga paling populer di Amerika. Dalam bidang seni, majalah seni dan film Vanity Fairpun tidak luput dari jangkauan Zionis. Majalah tersebut pernah memuat tanda tangan dan pernyataan 171 insan film yang mendukung kampanye calon-calon anggota kongres Amerika simpatisan Yahudi lewat bantuan material dan spiritual. Pernyataan berbentuk iklan sehalaman penuh itu berisi: "Dukungan terhadap calon-calon yang mempercayai Israel bukan untuk kepentingan Israel belaka, melainkan juga demi kepentingan bangsa dan warga negara Amerika." "Cara paling baik untuk melindungi kepentingan Amerika di Timur Tengah 16) cukup dengan memilih 50 anggota kongres yang benar-benar yakin akan perlunya eksistensi dan kelanggengan Israel. " "Kepercayaan terhadap Israel akan memperkuat Amerika Serikat. " Untuk jenis media cetak mingguan, Time dan News Week merupakan majalah yang berpengaruh dan merajai pasaran informasi Amerika, bahkan dunia. News Week, yang menurut data tahun 1981 beroplah 3 juta eksemplar, mulai terbit tahun 1933 dan dominasi Yahudi baru mulai tahun 1937. Dominasi Yahudi untuk majalah Time, yang menurut data tahun 1981 setiap minggunya beroplah 4,5 juta eksemplar ini, disalurkan lewat pemiliknya, John Mair serta puluhan warga Yahudi yang disebarkan di setiap biro dan seksi. Tidak ketinggalan, Robert Murdoch pun mengembangkan sayapnya ke Amerika lewat pemilikan The New York Post serta majalah Star dan New York Magazine. 17) Perhatian Yahudi pun diarahkan pada surat kabar bisnis dan ekonomi, misalnya lewat penyimpanan saham di Business Week, majalah yang mempengaruhi para pengusaha dan pakar-pakar moneter dunia. Di Chicago, Yahudi berhasil menguasai harian terkenal Chicago Sun Times yang menurut data tahun 1981 mencapai oplah lebih dari 670 ribu eksemplar, dan di Arizona mereka berhasil menguasai Arizona News.19). Di bidang sains, Zionis berhasil menguasai majalah i1miah National Geographic 20) yang menurut data tahun 1981 mencapai oplah 11 juta eksemplar. 3. Di Perancis Imigran Yahudi di Perancis yang tidak lebih dari 700 ribu jiwa berhasil menanamkan pengaruh Zionis pada sebagian besar aktivitas politik dan ekonomi Perancis, terutama melalui media massa yang mereka kuasai. Novocayer dan "Buku-Buku Baru" adalah majalah Perancis terkenal yang dimiliki warga Yahudi berkebangsaan Inggris, James Gold Smith. Majalah The Express pun mereka gunakan untuk sarana propaganda menentang presiden terdahulu, Valery Giscard Destan. Salah satu nomor terbitannya sempat menggegerkan pentas politik dunia ketika cover majalah tersebut memajang gambar Presiden Destan dalam mimik muka yang gembur dan mengekspresikan kelemahan sekaligus kepikunan. Sedangkan di hadapannya berdiri Francois Mitterrand yang digambarkan dalam profil yang penuh vitalitas. llustrasi tersebut dimaksudkan untuk menggeser kedudukan Destan karena Perancis memerlukan pemimpin yang penuh vitalitas seperti Mitterrand. Lebih jelas lagi, pengaruh Zionis terhadap media massa Perancis dapat kita lihat pada surat kabar Luvigaro dan Le Cutidia.21)
10
Dominasi Yahudi tidak hanya terbatas pada surat kabar politik, tetapi juga merambah harian dan mingguan sosial, ekonomi, dan seni. Majalah "Keluarga Buruh"22) adalah salah satu contoh yang memuat sudut pandang Yahudi dalam masalah ketenagakerjaan. Surat kabar Franck Sewar pun telah terbuka untuk ide-ide Zionis,23) terutama dalam hal aktivitas politik Perancis pada masa sepuluh tahun sebelum Perang Dunia II. Media massa lain yang dikelola oleh Yahudi adalah harian "Bangsa" yang dimiliki Lion Blum24) dan harian "Mesa" dengan supervisor warga Yahudi, Durkrills. "Mass" adalah harian yang paling antusias dan simpatisan Zionis. Dalam harian tersebut, warga Yahudi diberi kebebasan mengungkapkan idenya dan meneriakkan keinginan untuk menerbitkan harian khusus bangsa Yahudi. Sebuah artikel tulisan Max Nordaw yang dimuat dalam salah satu nomor terbitannya mengatakan: "Kami bukan bangsa Jerman, Inggris, atau Perancis. Identitas kami jelas dan popular, yaitu bangsa Yahudi. Keyakinan mereka yang Masehi berbeda dengan keyakinan kami. Kami bangsa yang mandiri. Hertzl telah lama menjelaskannya kepada mereka. Untuk kami, kami keberatan jika mesti menyelam dalam cangkir kecil mereka .... " Klimaks pengaruh Yahudi tercapai ketika mereka berhasil mempengaruhi pemerintah agar membreidel harian tandingan milik Bellow Bouax sekaligus memenjarakan peniiliknya dengan alasan harian tersebut, pada 12 Desember 1939, telah memuat artikel anti-Yahudi. Dalam perkembangannya, Yahudi semakin memperketat kontrol dan dominasinya atas media cetak dunia agar dengan mudah mereka memuat program memasyarakatkan dekadensi moral, prostitusi, dan kebobrokan lainnya. Hal yang penting lagi, mereka memperalat media massa sebagai pengarah politik untuk mengejar target keji mereka sehingga informasi-informasi yang berhubungan dengan Islam dapat mereka sumbat. Kenyataan sekarang menunjukkan bahwa masyarakat dunia telah kecanduan menerima media massa yang disebarkan Yahudi yang mengeksploitasi artis-artis Hollywood. Sementara, jika disodori berita-berita yang menyangkut Islam, media massa tersebut akan bungkam dan pura-pura tidak tahu walaupun ratusan, bahkan ribuan, kaum muslimin tengah dibantai.25) Contoh aktual adalah menyangkut tragedi di Palestine dan Lebanon. Walaupun umat Islam di Palestine siang malam dikejar dan dibantai atau masyarakat pendudukan Israel di Lebanon, Palestina, Dataran Tinggi Golan, Tepi Barat Sungai Yordan, serta Gurun Sinai tengah dianiaya, kita tidak akan melihat berita tersebut menjadi berita utama; yang ada hanya catatan kecil di kotak kolom pinggiran.26)
Sementara itu, di Palestina sendiri, orang-orang yang pantas disebut gembong teroris, seperti Begin, Rabin, dan Shamir, walaupun terlibat dalam berbagai kasus kriminal, beritanya tidak pernah dimuat dalam media massa dunia, bahkan dalam media massa Islam sendiri. Padahal, masyarakat muslim Philipina tengah berjuang melawan Salibisme. Di India, warga Hindu membangkitkan kembali gerakan anti-Islam sehingga kaum muslim dibunuh dan mayatnya dilemparkan ke kandang babi serta masjid Babri yang dibangun pada abad VIII dihancurkan. Masih di India, ribuan kaum muslimin Asam tidak luput dari pembantaian karena dianggap menghambat kekhusyukan penyembahan mereka terhadap sapi, kayu, dan batu. Muslimin Uganda pun merasakan kebengisan teroris-teroris Nasrani internasional yang menodai para wanita serta menelantarkan orang tua dan anak-anak sehingga mereka mati kelaparan. Di Bosnia- Herzegovina (saat buku ini diterjemahkan, pent.), lewat siaran berbahasa Indonesia pada pukul 17.45 dari radio Jerman Deutch Welle, kami mendengar sebanyak 30 sampai 50 ribu wanita Bosnia, mulai dari anak-anak usia 7 tahun hingga wanita usia 80 tahun, telah dinodai oleh tentara Serbia. Cara seperti itu mereka lakukan dengan alasan untuk mengubah susunan demografi di negara bekas kekuasaan Tito itu. Setelah muslimah-muslimah itu mengandung mereka menebak jenis kelamin bayi yang akan lahir. Untuk membuktikan tebakannya, dengan sangat biadab, mereka membelah perut sang ibu. Jika tebakan mereka
11
tepat, kepala sang bayi langsung dipenggal, jika salah, kepala bayi dan ibunya dicincang. Di Thailand, Myanmar, Pattani, Eritria, Ethiopia, Cyprus, Kashmir, Chad, Madagaskar, Nigeria, Sinegal, dan lain-lainnya, jiwa kaum muslimin sudah tidak ada harganya lagi. Tragisnya, berita-berita tentang mereka, belum dianggap layak dimuat oleh media massa internasional. Dalam program kerjanya, para pemimpin Zionis mengatakan: "Media massa pemerintah merupakan potensi yang harus kita kuasai untuk mempengaruhi opini publik. Karena para pemimpin tidak mampu memanfaatkannya, potensi tersebut jatuh ke tangan kita. Melalui media massa kita akan terus menanamkan pengaruh tanpa kita harus terjun langsung ....
9
Di samping itu, Yahudi pun total menguasai surat kabar The Daily News, The New York Post yang menurut data tahun 1981 beroplah sekitar 740 ribu eksemplar, dan Sun Time milik William Hersett yang beristrikan Marion Devis, wanita Yahudi. Selain surat kabar, Yahudi pun menguasai Good House Keeping, majalah keluarga paling populer di Amerika. Dalam bidang seni, majalah seni dan film Vanity Fairpun tidak luput dari jangkauan Zionis. Majalah tersebut pernah memuat tanda tangan dan pernyataan 171 insan film yang mendukung kampanye calon-calon anggota kongres Amerika simpatisan Yahudi lewat bantuan material dan spiritual. Pernyataan berbentuk iklan sehalaman penuh itu berisi: "Dukungan terhadap calon-calon yang mempercayai Israel bukan untuk kepentingan Israel belaka, melainkan juga demi kepentingan bangsa dan warga negara Amerika." "Cara paling baik untuk melindungi kepentingan Amerika di Timur Tengah 16) cukup dengan memilih 50 anggota kongres yang benar-benar yakin akan perlunya eksistensi dan kelanggengan Israel. " "Kepercayaan terhadap Israel akan memperkuat Amerika Serikat. " Untuk jenis media cetak mingguan, Time dan News Week merupakan majalah yang berpengaruh dan merajai pasaran informasi Amerika, bahkan dunia. News Week, yang menurut data tahun 1981 beroplah 3 juta eksemplar, mulai terbit tahun 1933 dan dominasi Yahudi baru mulai tahun 1937. Dominasi Yahudi untuk majalah Time, yang menurut data tahun 1981 setiap minggunya beroplah 4,5 juta eksemplar ini, disalurkan lewat pemiliknya, John Mair serta puluhan warga Yahudi yang disebarkan di setiap biro dan seksi. Tidak ketinggalan, Robert Murdoch pun mengembangkan sayapnya ke Amerika lewat pemilikan The New York Post serta majalah Star dan New York Magazine. 17) Perhatian Yahudi pun diarahkan pada surat kabar bisnis dan ekonomi, misalnya lewat penyimpanan saham di Business Week, majalah yang mempengaruhi para pengusaha dan pakar-pakar moneter dunia. Di Chicago, Yahudi berhasil menguasai harian terkenal Chicago Sun Times yang menurut data tahun 1981 mencapai oplah lebih dari 670 ribu eksemplar, dan di Arizona mereka berhasil menguasai Arizona News.19). Di bidang sains, Zionis berhasil menguasai majalah i1miah National Geographic 20) yang menurut data tahun 1981 mencapai oplah 11 juta eksemplar. 3. Di Perancis Imigran Yahudi di Perancis yang tidak lebih dari 700 ribu jiwa berhasil menanamkan pengaruh Zionis pada sebagian besar aktivitas politik dan ekonomi Perancis, terutama melalui media massa yang mereka kuasai. Novocayer dan "Buku-Buku Baru" adalah majalah Perancis terkenal yang dimiliki warga Yahudi berkebangsaan Inggris, James Gold Smith. Majalah The Express pun mereka gunakan untuk sarana propaganda menentang presiden terdahulu, Valery Giscard Destan. Salah satu nomor terbitannya sempat menggegerkan pentas politik dunia ketika cover majalah tersebut memajang gambar Presiden Destan dalam mimik muka yang gembur dan mengekspresikan kelemahan sekaligus kepikunan. Sedangkan di hadapannya berdiri Francois Mitterrand yang digambarkan dalam profil yang penuh vitalitas. llustrasi tersebut dimaksudkan untuk menggeser kedudukan Destan karena Perancis memerlukan pemimpin yang penuh vitalitas seperti Mitterrand. Lebih jelas lagi, pengaruh Zionis terhadap media massa Perancis dapat kita lihat pada surat kabar Luvigaro dan Le Cutidia.21)
10
Dominasi Yahudi tidak hanya terbatas pada surat kabar politik, tetapi juga merambah harian dan mingguan sosial, ekonomi, dan seni. Majalah "Keluarga Buruh"22) adalah salah satu contoh yang memuat sudut pandang Yahudi dalam masalah ketenagakerjaan. Surat kabar Franck Sewar pun telah terbuka untuk ide-ide Zionis,23) terutama dalam hal aktivitas politik Perancis pada masa sepuluh tahun sebelum Perang Dunia II. Media massa lain yang dikelola oleh Yahudi adalah harian "Bangsa" yang dimiliki Lion Blum24) dan harian "Mesa" dengan supervisor warga Yahudi, Durkrills. "Mass" adalah harian yang paling antusias dan simpatisan Zionis. Dalam harian tersebut, warga Yahudi diberi kebebasan mengungkapkan idenya dan meneriakkan keinginan untuk menerbitkan harian khusus bangsa Yahudi. Sebuah artikel tulisan Max Nordaw yang dimuat dalam salah satu nomor terbitannya mengatakan: "Kami bukan bangsa Jerman, Inggris, atau Perancis. Identitas kami jelas dan popular, yaitu bangsa Yahudi. Keyakinan mereka yang Masehi berbeda dengan keyakinan kami. Kami bangsa yang mandiri. Hertzl telah lama menjelaskannya kepada mereka. Untuk kami, kami keberatan jika mesti menyelam dalam cangkir kecil mereka .... " Klimaks pengaruh Yahudi tercapai ketika mereka berhasil mempengaruhi pemerintah agar membreidel harian tandingan milik Bellow Bouax sekaligus memenjarakan peniiliknya dengan alasan harian tersebut, pada 12 Desember 1939, telah memuat artikel anti-Yahudi. Dalam perkembangannya, Yahudi semakin memperketat kontrol dan dominasinya atas media cetak dunia agar dengan mudah mereka memuat program memasyarakatkan dekadensi moral, prostitusi, dan kebobrokan lainnya. Hal yang penting lagi, mereka memperalat media massa sebagai pengarah politik untuk mengejar target keji mereka sehingga informasi-informasi yang berhubungan dengan Islam dapat mereka sumbat. Kenyataan sekarang menunjukkan bahwa masyarakat dunia telah kecanduan menerima media massa yang disebarkan Yahudi yang mengeksploitasi artis-artis Hollywood. Sementara, jika disodori berita-berita yang menyangkut Islam, media massa tersebut akan bungkam dan pura-pura tidak tahu walaupun ratusan, bahkan ribuan, kaum muslimin tengah dibantai.25) Contoh aktual adalah menyangkut tragedi di Palestine dan Lebanon. Walaupun umat Islam di Palestine siang malam dikejar dan dibantai atau masyarakat pendudukan Israel di Lebanon, Palestina, Dataran Tinggi Golan, Tepi Barat Sungai Yordan, serta Gurun Sinai tengah dianiaya, kita tidak akan melihat berita tersebut menjadi berita utama; yang ada hanya catatan kecil di kotak kolom pinggiran.26)
Sementara itu, di Palestina sendiri, orang-orang yang pantas disebut gembong teroris, seperti Begin, Rabin, dan Shamir, walaupun terlibat dalam berbagai kasus kriminal, beritanya tidak pernah dimuat dalam media massa dunia, bahkan dalam media massa Islam sendiri. Padahal, masyarakat muslim Philipina tengah berjuang melawan Salibisme. Di India, warga Hindu membangkitkan kembali gerakan anti-Islam sehingga kaum muslim dibunuh dan mayatnya dilemparkan ke kandang babi serta masjid Babri yang dibangun pada abad VIII dihancurkan. Masih di India, ribuan kaum muslimin Asam tidak luput dari pembantaian karena dianggap menghambat kekhusyukan penyembahan mereka terhadap sapi, kayu, dan batu. Muslimin Uganda pun merasakan kebengisan teroris-teroris Nasrani internasional yang menodai para wanita serta menelantarkan orang tua dan anak-anak sehingga mereka mati kelaparan. Di Bosnia- Herzegovina (saat buku ini diterjemahkan, pent.), lewat siaran berbahasa Indonesia pada pukul 17.45 dari radio Jerman Deutch Welle, kami mendengar sebanyak 30 sampai 50 ribu wanita Bosnia, mulai dari anak-anak usia 7 tahun hingga wanita usia 80 tahun, telah dinodai oleh tentara Serbia. Cara seperti itu mereka lakukan dengan alasan untuk mengubah susunan demografi di negara bekas kekuasaan Tito itu. Setelah muslimah-muslimah itu mengandung mereka menebak jenis kelamin bayi yang akan lahir. Untuk membuktikan tebakannya, dengan sangat biadab, mereka membelah perut sang ibu. Jika tebakan mereka
11
tepat, kepala sang bayi langsung dipenggal, jika salah, kepala bayi dan ibunya dicincang. Di Thailand, Myanmar, Pattani, Eritria, Ethiopia, Cyprus, Kashmir, Chad, Madagaskar, Nigeria, Sinegal, dan lain-lainnya, jiwa kaum muslimin sudah tidak ada harganya lagi. Tragisnya, berita-berita tentang mereka, belum dianggap layak dimuat oleh media massa internasional. Dalam program kerjanya, para pemimpin Zionis mengatakan: "Media massa pemerintah merupakan potensi yang harus kita kuasai untuk mempengaruhi opini publik. Karena para pemimpin tidak mampu memanfaatkannya, potensi tersebut jatuh ke tangan kita. Melalui media massa kita akan terus menanamkan pengaruh tanpa kita harus terjun langsung ....
Langganan:
Postingan (Atom)